RSS

Rabu, 01 Februari 2012

AS-Jepang Sepakat Soal Korut, Berbeda Tentang Iran

Font Size

Print

SHARE

Tweet it Digg it Google
Amerika Serikat dan Jepang memperkuat front persatuan setelah kematian pemimpin Korea Utara Kim Jong-Il, tetapi mereka tidak dapat menyembunyikan perbedaan setelah raksasa ekonomi Asia itu menolak untuk menghentikan impor minyak dari Iran.

Presiden Barack Obama berbicara melalui telepon dengan Perdana Menteri Yoshihiko Noda dan menegaskan komitmen Washington untuk pertahanan sekutu dekat AS, termasuk Jepang," kata Gedung Putih dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir AFP pada Selasa (20/12).
Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton dalam pertemuan dengan sejawatnya dari Jepang Koichiro Gemba, mengatakan bahwa AS akan berkoordinasi erat dengan sekutunya, Jepang dan Korea Selatan di tengah-tengah tanda tanya besar tentang Korea Utara, yang bersenjata nuklir.

"Kami berbagi kepentingan bersama dalam transisi damai dan stabil di Korea Utara serta memastikan perdamaian dan stabilitas regional," kata Clinton.

"Kami menegaskan kembali harapan kami untuk meningkatkan hubungan dengan rakyat Korea Utara dan tetap prihatin mengenai kesejahteraan mereka," tambahnya.

Pada kesempatan itu, Gemba setuju dengan sikap AS dan mendesak upaya baru atas keprihatinan utama Jepang terkait nasib warganya yang diculik oleh Korea Utara pada 1970-an dan 1980-an.

"Kami berbagi informasi untuk memastikan bahwa peristiwa terbaru tidak akan berpengaruh negatif terhadap perdamaian dan stabilitas di Semenanjung Korea," kata Gemba.

Namun, kedua belah pihak berbeda pandangan soal Iran. AS sedang menabuh genderang untuk meningkatkan tekanan global atas negara Islam itu terkait program nuklir damai Tehran.

Gemba seraya menyinggung sanksi Jepang atas institusi Iran, mengatakan, "Saya menyampaikan pandangan Tokyo bahwa ada bahaya yang akan merusak perekonomian global, jika kita menghentikan impor minyak mentah Iran."

Jepang secara tradisional mempertahankan hubungan baik dengan Iran, meskipun dalam beberapa tahun terakhir telah mengurangi investasi energi di Republik Islam setelah mendapatkan tekanan dari Barat.

AS dan Jepang pada Senin juga mengadakan pembicaraan tentang berbagai isu, termasuk upaya memperkuat hubungan di tengah kebangkitan Cina. (IRIB Indonesia/RM)

0 komentar:

Posting Komentar